"Selesai acara ini saya harap kita masing-masing
intopeksi dan memperbaiki diri bagaimana antara penawaran dan permintaan
tercapai keselarasan dan kesepahaman," ujarnya, Sabtu (18/11/2023) di
Denpasar.
Ia menuturkan, Kemanker selama ini melihat salah satu
hambatan dari industri bersumber dari ketenagakerjaan seperti masalah kesulitan
mencari karyawan.
Akan tetapi ketika sudah mendapat karyawan, ternyata
kinerjanya tidak sesuai. Persoalan bertambah karena tidak mudah diberhentikan
sehingga upah yang terus meningkat.
Sementara di sisi penawaran, tenaga kerja atau lulusan vokasi yang melimpah juga merasa sulit untuk memasuki pasar kerja. Dengan itu, kegiatan link and match di Bali ini dirasa sesuai untuk mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan.
"Di mana nantinya tenaga kerja lulusan SMK yang dihasilkan relevan dengan kebutuhan dunia usaha," ujarnya.
Dirinya lantas berpesan kepada instansi pendidikan vokasi
agar menerapkan formula 3C dalam mendidik siswa, yaitu competent, confident,
dan connecting.
Dikarenakan langkah ini akan lebih memudahkan mereka dalam
mencari pekerjaan yakni dengan memanfaatkan akses website TopLoker.com.
Kemudian di Kemenaker ada Karirhub, Siapkerja, fungsi antar
kerja BKK dan fasilitas balai latihan kerja untuk reskilling ketika berpindah
profesi.
Di lokasi yang sama Rektor Universitas Sains dan Teknologi
Komputer (Stekom) Semarang Joseph Teguh Santoso mengatakan, pihaknya sengaja
mengumpulkan hampir 400 peserta diskusi yang terdiri dari instansi pendidikan
vokasi dan industri.
Menurutnya, hal tersebut agar mencapai titik tengah yang memudahkan siswa mendapat pekerjaan setelah lulus.
Terkait pesan Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemenaker, Joseph menawarkan produk penelitian kampus tersebut yaitu Top Loker, di mana dari sistem ini siswa SMK dapat membayangkan gambaran dunia kerja yang akan mereka masuki. Ini supaya anak dari kelas 10 sudah punya pegangan untuk mempermudah mendapat pekerjaan, lantaran ada lebih dari 20 sistem di sini untuk meringankan beban pendidik.
"Misalnya dengan virtual jobfair tiap bulan, bayangkan itu 3 tahun sudah 36 kali dia mengikuti, tidak mungkin tidak ada hasil," ujarnya.
Joseph berharap melalui kegiatan ini terjalin kemitraan yang
erat antara institusi pendidikan vokasi dan industri, yang pada akhirnya
melahirkan lulusan berkualitas sesuai kebutuhan pasar kerja.
Di hari kedua gelaran 1st Indonesia Vocational Link And
Match 2023 yang digagas Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Stekom)
Semarang, diisi dengan beragam kegiatan.
Salah satunya adalah seremonial penandatanganan Memorandum
of Understanding (MoU) yang dilakukan secara massal antara institusi pendidikan
dan perusahaan perwakilan.
Menurut Joseph, penandatanganan MoU ini dimaksudkan untuk
menjalin kemitraan dengan perusahaan tersebut.