Apa saat ini Anda sedang bingung untuk melanjutkan studi? Sebelum menentukan pilihan, ada baiknya Anda memahami terlebih dahulu pendidikan macam apa yang dibutuhkan.
Ada dua jalur pendidikan tinggi yang bisa dijadikan pilihan, yaitu jalur pendidikan akademik dan jalur pendidikan vokasi.
Pendidikan akademik (sarjana) lebih menitikberatkan pada teori dengan komposisi 60% teori dan 40% praktik, jalur pendidikan vokasi justru kebalikannya, menitikberatkan pada praktik, dengan komposisi 60% praktik dan 40% teori.
Sasaran pendidikan dari kedua program ini juga berbeda. Program vokasi lebih mendalami tentang keahlian sesuai dengan jurusan masing-masing. Jadi, setiap lulusannya sudah siap dan sigap saat menghadapi dunia kerja.
Berbeda dengan program vokasi, pada program sarjana lebih mengedepankan penerapan disiplin ilmu. Melalui disiplin ilmu ini, Anda akan diajak masuk lebih dalam untuk mendalami jurusan yang diambil.
Dilansir dari website Kemendikbud, Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, menjelaskan bahwa pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI).
Tujuan dari pendidikan vokasi yaitu mempersiapkan lulusan yang bisa menerapkan keahlian dan keterampilan di bidangnya. Tidak mengherankan jika sistem pendidikannya lebih memberatkan praktikum dan kemampuan lain yang sangat dibutuhkan di dunia kerja sehingga memberikan banyak keuntungan terutama bagi Anda yang ingin cepat dapat kerja.
Kemampuan praktis seperti hard skill menjadi keunggulan utama yang dimiliki oleh setiap lulusan dari pendidikan vokasi karena sudah diarahkan untuk dapat bersaing di dunia kerja sejak awal menempuh studi.
Sebenarnya wajar saja kalau lebih banyak dibutuhkan lulusan yang siap kerja dibandingkan lulusan S1 yang spesialisasinya analitis. Perusahaan akan lebih mempertimbangkan para pencari kerja yang memiliki kemampuan mumpuni di bidang yang relevan dengan cakupan mereka.
Selain itu, pendidikan vokasi juga memiliki program link and match, yang bertujuan menciptakan sinergi antara dunia pendidikan serta dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Program link and match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri. Tujuannya tidak lain untuk mempersiapkan tenaga kerja andal di bidang tertentu secara spesifik. Jadi, kemampuan-kemampuan yang akan dilatih disesuaikan dengan job desk dari pekerjaan atau posisi tertentu di sebuah lembaga kerja,
Terlebih lagi, saat ini banyak lapangan pekerjaan yang memang lebih mengandalkan skill nyata untuk bisa langsung diterapkan. Selain itu, lebih banyaknya komposisi praktikum membuat lulusan vokasi jadi lebih terampil dan nilai skill praktiknya meningkat. Kurikulum pendidikan vokasi juga dirancang untuk membuat lulusannya mendapatkan lebih banyak pengalaman sebagai bekal mereka memasuki dunia kerja. Untuk mendukung kegiatan pelatihan kemampuan selama perkuliahan, tak jarang kampus menyediakan sarana dan prasarana yang dibuat menyerupai lingkungan kerja yang sebenarnya untuk latihan simulasi, bahkan berkerja sama dengan pelaku industri terkait agar mahasiswanya berkesempatan untuk praktik langsung di dunia kerja dalam bentuk pelatihan maupun kerja magang.