Menurut Sudara pendidikan vokasi adalah model pendidikan yang menitik beratkan pada keterampilan individu, kecakapan, pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan kerja, dan apresiasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat di dunia usaha/industri yang bermitra dengan masyarakat usaha dan industri dalam kontrak dengan lembaga-lembaga asosiasi profesi serta berbasis produktif. Tradisi dari pendidikan vokasi yaitu menyiapkan peserta didik untuk bekerja, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan vokasi adalah pendidikan yang menyiapkan terbentuknya, keterampilan, kecakapan, pengertian, perilaku sikap, kebiasaan kerja, dan apresiasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh segenap masyarakat dunia usaha/industri diawasi oleh masyarakat dan pemerintah atau dalam sebuah kontrak dengan lembaga serta berbasis produktif.
Oleh karena itu, pendidikan vokasi merupakan jenjang pendidikan yang selalu dinamis dalam melakukan perubahan kurikulum pendidikan sesuai dengan pertumbuhan pasar kerja dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan vokasi dengan SMK sebenarnya memiliki kesamaan tersendiri terutama mengenai pembelajaran yang diarungi pada keahlian atau praktik yang menunjang pada sebuah pekerjaan tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan mempelajari kurikulum tertentu untuk memfokuskan pada jurusan tersebut. Untuk masa lama studi yang diterapkan dalah 3/4 tahun namun hanya beberapa SMK saja yang menerapkan masa studi selama 4 tahun , hanya terdapat 12 SMK dari 12.848 SMK bidang keahlian yang disediakan beragam, misal pendidikan vokasi pada Sekolah Menengah Kejuruan, Teknik Komputer dan Jaringan atau biasa disingkat dengan TKJ, keahlian ini dikhususkan bagi mereka yang ingin memfokuskan pada jenis pekerjaan berupa teknik komunikasi baik kabel maupun nirkabel. Ada juga keahlian dalam mengelola teknik kemunikasi melalui media atau biasa dibutuhkan dalam pemeranan film atau video yang biasa disebut dengan jurusan multimedia. Selanjutnya dalam bidang keahlian pemasaran, pemasaran ini diperlukan bagi mereka yang ingin bekerja disebuah marketer atau berkaitan dengan teknik penjualan. Keahlian dalam mengelola sistem administrasi perkantoran biasanya dibutuhkan khusus untuk bagian administrasi, terakhir accounting, keahlian ini dikhususkan bagi mereka yang ingin bekerja dibagian keuangan atau pengelolaan keuangan, dan manajemen keuangan. Semua keahlian tersebut sangat menjurus pada tujuan dari pendidikan vokasi yang diperuntukan untuk siap bekerja.
Dari sejarahnya pendidikan vokasi ini sudah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda. Belanda membuka sekolah Vokasi yang bernama Ambachts School van Soerabaya atau sekolah pertukangan Surabaya yang diperuntukan bagi anak-anak Indonesia dan Belanda. Namun sejak itu sekolah yang memiliki nama Belanda harus dihilangkan, masa penjajahan Jepang sekolah pertukangan dibuka kembali yaitu sekolah teknik menengah (STM) di daerah Ciroyom, Bandung.
Masa itu Indonesia menerapkan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang digulirkan pada tahun 1969. Bentuk pendidikan vokasi mulai mengadopsi model dari negara lain dan secara bertahap pendidikan vokasi mendapat tempat pada sistem pendidikan Indonesia. Tonggak pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia dimulai sejak itu melalui penetapan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dilanjutkan dengan penetapan PP No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah Kejuruan yang memuat beberapa ketentuan dalam pengembangan pendidikan vokasi. Semakin lama perubahan peraturan berkembang dengan cepat sesuai dengan kebijakan pemerintahan masing-masing sampai pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terutama pada Pasal 15 bahwa keberadaan SMK dirancang untuk mempersiapkan lulusannya bekerja di bidang tertentu yang menunjukan bahwa lulusan SMK adalah lulusan yang dipersiapkan untuk siap bekerja.
Perlu diketahui juga bahwa pendidikan vokasi terdapat dua yaitu pendidikan vokasi secara formal dan imformal. Pendidikan yang diraih dengan cara formal biasanya melalui sekolah-sekolah resmi, sedangkan pendidikan vokasi secara imformal di terapkan pada pelatihan-pelatihan secara langsung sesuai dengan lembaga penyedia jasa untuk siap kerja dengan dibuktikan dengan sertifikasi keahlian.