tinggi rendahnya persentase angka kesuksesan biasanya ditentukan oleh kebiasaan manusia itu sendiri. Jika ingin sukses orang tersebut harus mampu mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik agar proses meraih kesuksesan pun tidak terhambat. Namun, hambatan tersebut terkadang hadir dari mereka yang tidak suka dengan apa yang kita lakukan seperti cacian seseorang terhadap kita.Â
Cacian orang memang membuat hati terasa sakit, seakan kita adalah orang yang paling buruk di antara manusia lainnya. Segala bentuk kesalahan hanya dilampiaskan pada diri kita dengan penuh kebencian, padahal semua yang kita lakukan tidak berdampak buruk bagi mereka yang mencaci. Orang-orang tersebut tidak mampu memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mentang-mentang mereka sekarang berada di atas seenaknya mencaci diri kita dengan sebutan yang tidak pantas.Â
Selain itu orang yang memilki sikap selalu mencaci biasanya menyalahkan tanpa dasar yang kuat atau hanya berdalil pada kebencian semata. Orang yang sering menyalahkan orang lain, atau juga dikenal sebagai: Membuat Alasan. Sebelum kita dapat mengambil alih hidup kita sendiri dan bergerak maju menuju tujuan.
Mengapa orang bisa mencaci kita ?
Merendahkan orang lain dengan bentuk cacian memang kerap kali terlontar oleh mereka yang merendahkan kita dengan cara melihat kehinaan kita atau justru mereka yang tidak mampu berada diposisi kita sehingga orang mencari-cari kesalahan dengan mencaci. Orang yang selalu merendahkan kita dengan cacian biasanya memiliki karakter yang menonjol, misalnya, meraasa dirinya yang paling pintar sehingga menganggap orang lain bodoh, selalu men-judment orang lain tanpa solusi, tidak bisa menerima kritikan, senang dengan apa pun yang dia miliki, dan sombong.Â
Orang-orang tersebut sangat mudah untuk mencaci orang lain dan merendahkannya di hadapan orang banyak. Ketika itu terjadi maka bukannya tidak mungkin dampaknya akan membahayakan bagi si pelaku, misalnya tidak dipedulikan lagi oleh lingkungan sekitar, dan banyak orang yang menaruh perasaan tidak suka padanya.Â
Bagaimana cara memperlakukan orang yang mencaci kita ?
Tentunya kita harus memahami apa yang dia maksudkan, apakah hanya karena isi saja atau memang dia dilihat pada posisi diatas kita. Jika memang hanya iri biarkan dia bergelut dengan rasa irinya. Namun, kita juga perlu mencoba untuk mendekatinya dengan kelembutan. Mengapa begitu? Sekeras apa pun batu jika terkena air akan luluh juga. Siapa tahu dengan cara seperti itu dapat menemukan akar masalah dan menyelesaikannya.Â
Selain akibat rasa iri, sikap merendahkan orang lain juga dapat terkait dengan gangguan kepribadian narsistik. Gangguan kepribadian ini ditandai dengan anggapan seseorang bahwa dirinya sangat penting dan mengagumkan. Anggapan ini telah berlangsung lama dan membuat penderitanya memiliki keinginan besar untuk merasa dikagumi. Orang dengan gangguan kepribadian narsistik juga tidak memiliki rasa empati kepada orang lain sehingga, mereka cenderung bersikap merendahkan orang lain.Â
Namun, berbeda jika orang yang mencaci posisinya lebih di atas kita, entah dalam hal prestasi belajar, pekerjaan ataupun finansial dan lain-lain. Menyikapinya cukup dengan mengabaikan apa pun yang mereka katakan dan buktikan bahwa kita juga bisa sukses.Â
Jika berhasil sukses, kita tetap harus memiliki sikap pribadi yang rendah hati dan tidak membanggakan diri. Merubah pola pikir menjadi positif, jauhi pikiran negatif dan keinginan untuk menjelekan orang lain, tetap menerima kritik yang membangun agar kita bisa berkembang mengenai kesuksesan yang sekarang kita dapatkan.Â