Cara Mendidik Guru Agar Tidak Ketinggalan Ilmu dengan Anak Didiknya

Tips
  • 04 Mei 2022
    Oleh : dr. joseph teguh santoso, m.kom

    Era industri 4.0 memaksa kita dengan dihadapkan pada perkembangan teknologi yang sangat canggih. Era tersebut juga mengubah segala kebisaan menjadi kebiasaan serba digital. Sehingga pekerjaan juga harus serba cepat, informasi, pengajaran dan hasil dari pendidikan harus segera diselesaikan. 

    Dunia pengajaran seorang guru di sekolah tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan yang sudah diraih ketika kuliah atau sebagian dari pengalaman saja. Hal yang paling besar dalam tombak pendidikan adalah kemampuan guru yang harus segera merespons dengan cepat perubahan yang terjadi. Namun, guru tidak bisa berubah dengan sendirinya banyak sekali guru yang tidak mampu merespons perubahan dikarenakan tidak ada dukungan dari pihak sekolah dalam melakukan pengajaran yang intensif. Seperti penyediaan peralatan praktikum siswa yang memadai, pelatihan yang mampu mengembangkan ilmu yang didapatkan di kelas dari gurunya, atau fasilitas kenyamanan bagi siswa dan guru untuk bisa explor dunia luar dengan mudah. 

    Ternyata bukan hanya siswa saja yang membutuhkan tenaga pendidik untuk teus bisa belajar dengan baik, melainkan guru juga masih membutuhkan tenaga pengajar untuk mampu mendapatkan ilmu baru dan tidak pasif dengan ilmu yang didapatkannya. Pengajaran guru dengan murid tentu berbeda sistem. Jika siswa hanya membutuhkan beberapa jalan pengetahuan dan sumber-sumber valid, guru justru harus mampu mengetahui bagaimana cara menyediakan apa yang dibutuhkan oleh siswanya sebelum siswa itu menanyakan dengan penuh penasaran. 

    Pendidikan guru agar tidak tertinggal ilmu kebaruan maka perlu adanya kesepakatan dengan pihak sekolah dan yang paling besar adalah ada inovasi bagi guru-guru di Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiapkan guru yang berkualitas, mampu berfikir secara dinamis, mudah beradaptasi, kreatif dan inovatif terhadap keadaan dunia. Pendididikan tersebut tentu harus banyak melakukan pelatihan-pelatihan dari seorang pakar-pakar pendidikan. 

    Perlu kita ketahui juga bahwa guru tidak semuanya dapat menerima perkembangan zaman dengan mudah artinya butuh waktu lama untuk melakukan penyesuaian secara berkala. Sikap guru juga akan berbeda-beda, tentu teknis yang dapat dimanfaatkan dengan baik adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) guru muda untuk bisa melakukan perubahan sistem mendidik siswa dengan cara yang tepat. 

    Bukan hanya itu, manfaat menyiapkan guru muda dibandingkan dengan yang sudah lama menjadi guru adalah, kita sadar bahwa guru muda akan lebih mudah menerima segala perubahan dengan cara pandang sebagai tantangan dalam menyelesaikan suatu problem (masalah) yang peru dipecahkan. Guru muda juga akan lebih kreatif, inovatif, dan memiliki kemampuan analisis lebih dalam karena masih fresh graduate. Guru muda juga masih memiliki sikap idelaitas dan integrias yang tinggi terhadap pengajaran bagi siswa sehingga akan mudah ditiru dengan baik dan tidak memandang dengan cara berfikir yang kolot. 

    Di sinilah peran pemeritah untuk bisa menyiapkan guru yang siap dalam melakukan gebrakan dalam membangun pendidikan nasional yang baik. Sistem rekruitmen yang bersih, standar kemampuan kompetensi yang tepat, dan sikap integritas adalah unsur-unsur yang harus di tetapkan dalam menetapkan tenaga pengajar yang berkualitas. 

    Sebenarnya guru tidak perlu memiliki pengajaran yang lebih keras hanya cukup dengan meng-upgrade ilmu dan mudah menerima perkembangan ilmu yang terjadi di masa ini dan masa mendatang. Tidak memaksakan siswa untuk selalu mengikuti caranya melainkan membebaskan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri itu akan lebih membuka banyak ilmu baru asalkan tujuan dari pemecahan masalah tersebut masih sejalan dengan tujuan akhir. 

    Guru juga harus lebih peka terhadap lingkungan sekitar bukan hanya masalah yang ada dalam ruang kelas, misal dalam mengajar guru harus bisa menyajikan masalah global dengan cara pandang berdasarkan ilmu pengetahuan. Biasanya ilmu seperti ini adalah ilmu sosial yang sangat dinamis. Biarkan siswa untuk berpendapat dengan menggunakan dasar gagasan yang diutarakannya. Dengan begitu sistem belajar mengajar akan lebih aktif dan menghasilkan beberapa sudut pandang yang berbeda, serta bisa saja kesmipulan yang didapat akan menghasilkan kebaruan ilmu.


    Hubungi Kami ? 7.041