Hidup itu pilihan.
Begitulah pepatah yang seringkali kita dengar dari orang-orang. Sama halnya dengan profesi, bebas memilih tetapi tidak gampang terpilih karena terus-menerus ditolak berbagai perusahaan. Hal semacam itu memang sudah biasa terjadi. Butuh perjuangan ekstra demi bisa mendapat pekerjaan yang dituju.
Saat sudah mendapatkan pekerjaan pun ada banyak tuntutan yang harus dikerjakan, namun terkadang gaji yang didapat tidak sesuai dengan kerja keras yang dilakukan. Profesi guru misalnya, terutama guru sekolah swasta, guru yang belum diangkat PNS ataupun honorer.
Di lain sisi, jadi pengusaha memang menjanjikan, akan tetapi bukannya tanpa tantangan. Membangun sebuah bisnis justru penuh dengan risiko karena modal yang dikeluarkan belum tentu bisa kembali. Ada kemungkinan usaha bangkrut karena tidak ada pemasukan sama sekali. Bisa juga produk yang dipasarkan tidak laku dan tidak diminati.
Lalu bagaimana solusinya? Jadi guru dengan gaji tidak menentu atau jadi pengusaha namun penuh risiko?
Tidak ada yang salah jika seorang guru juga memiliki kegiatan sampingan sebagai pengusaha. Alasannya tentu tidak melulu soal finansial entah karena gaji atau honor guru yang dianggap tidak sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Namun di luar hal itu, menjadi guru sekaligus pengusaha merupakan suatu nilai tambah tersendiri, bahkan sesuatu yang positif.
Kalau bisa mengkolaborasikan keduanya, kenapa harus repot-repot memilih?
Akibat dari tekanan ekonomi yang semakin tidak menentu membuat sebagian besar guru honorer mencari peluang baru untuk membangun sebuah bisnis. Memang, tidak bisa dimungkiri jika saat ini gaji atau upah guru honorer di indonesia masih terbilang rendah bahkan tidak jarang gaji guru terlambat dibayarkan hingga membuat stress. Terlebih lagi Di masa pandemi COVID-19 yang semakin merajalela akhir-akhir ini membuat sebagian besar gaji guru swasta harus tersendat, bahkan tidak sedikit yang jumlah gajinya berkurang. Hal itu disebabkan oleh tidak semua wali murid membayar uang bulanan, karena situasi ekonomi memang sulit sedang menimpa hampir semua kalangan masyarakat.
Seringkali guru hanya berfokus pada kewajibannya sebagai pengajar di kelas, padahal menjadi Kreatif dan mampu meng-upgrade diri menjadi lebih baik di dalam ataupun di luar proses pembelajaran bisa jadi sebuah kesempatan membekali diri sendiri, misalnya untuk membangun bisnis (enterpreneurship),
Oleh sebab itu diperlukan cara alternatif dan kreatif untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para guru yang tidak menjadikan sekolah sebagai penghasilan utama. Salah satunya dengan menjadi seorang enterpreneur atau yang lebih sering disebut dengan istilah teacherpreneur.