Seringkali guru hanya berfokus pada kewajibannya sebagai pengajar di kelas, padahal menjadi Kreatif dan mampu meng-upgrade diri menjadi lebih baik di dalam ataupun di luar proses pembelajaran bisa jadi sebuah kesempatan membekali diri sendiri, misalnya untuk membangun bisnis (enterpreneurship), apalagi bagi guru-guru muda yang belum diangkat menjadi PNS atau biasa disebut guru honorer. Akibat dari tekanan ekonomi yang semakin tidak menentu membuat sebagian besar guru honorer mencari peluang baru untuk membangun sebuah bisnis.
Oleh sebab itu diperlukan cara alternatif dan kreatif untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para guru yang tidak menjadikan sekolah sebagai penghasilan utama. Salah satunya dengan menjadi seorang enterpreneur atau yang lebih sering disebut dengan istilah teacherpreneur. Selain keuntungan yang lebih menjanjikan, pengusaha memiliki kebebasan untuk berkarya, mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Persaingan dalam bidang pendidikan saat ini memang sulit dihindari. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang terus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Itulah mengapa guru harus memiliki perbedaan dari guru yang lain. Pembeda ini disebut nilai pembeda karena memiliki keahlian lain. Selain mentransfer ilmu pengetahuan, guru pun harus memiliki ilmu komunikasi, kolaborasi, dan marketing yang baik untuk mendukung bisnis yang hendak dibangun.
Untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat, berani mengambil risiko saja tentu tidak cukup karena bisnis membutuhkan kreativitas serta memerlukan faktor pembeda yang dapat menjadi keunikan tersendiri.
Apa yang dimaksud dengan kreatifitas itu?
Kreatifitas merupakan Kemampuan untuk menggunakan imajinasi, daya pikir untuk menciptakan karya baru, terutama karya yang bermanfaat baik untuk proses belajar mengajar ataupun masyarakat luas.
Dalam berbisnis dibutuhkan ide-ide segar yang dapat memunculkan suatu inovasi sehingga berakibat pada tingkat penjualan. Ide-ide segar hanya dapat dimunculkan oleh pelaku bisnis yang kreatif. Dapat dikatakan bahwa tingkat kreativitas menentukan pula tingkat produktivitas.
Lalu Bagaimana cara menerapkan kreatifitas bagi guru yang baru ingin membangun bisnis?
Untuk mewujudkan mimpi menjadi teacherpreneur, guru tidak harus mendirikan perusahaan besar atau mengerjakan sesuatu yang jauh dari bidangnya. Bisa dimulai dari hal-hal kecil yang ada di sekitar atau hobi. Misalnya untuk guru yang memiliki kemampuan menulis bisa menawarkan jasa kepenulisan, membuat buku dan lain sebagainya. Dengan begitu guru bisa memulai usaha sekaligus juga bisa membagikan ilmu melalui tulisan.
Setiap guru pasti memiliki pengalaman dan strategi masing-masing dalam mengajar yang unik dan berbeda. Kumpulan metode dan strategi itulah yang bisa menjadi nilai tambah bagi guru. Contoh kreatif lain misalnya dengan menuliskan buku mengenai kumpulan rencana program pembelajaran (RPP) selama periode satu tahun atau bisa juga mengenai media pembelajaran apa yang efektif digunakan.
Jumlah guru memang banyak, tetapi guru yang memiliki nilai tambah dan berbeda dari yang lain masih sangat sedikit. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang baru untuk menemukan ide-ide kreatif lain yang lebih segar untuk membangun dan mengembangkan bisnis.