Tidak ada manusia yang selalu benar di muka bumi ini, begitu pula dengan atasan. Dalam dunia kerja, seorang pemimpin dituntut agar selalu bisa memberikan arahan dan contoh yang baik kepada karyawan. Hal ini dilakukan agar berbagai pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Sebagai seorang karyawan tentu tidak lepas dari adanya kehadiran atasan. Atasan yang dimaksud bisa berupa seseorang yang berada setingkat di atas kita secara jabatan seperti supervisor, manajer, kepala divisi, atau jajaran direksi yang terlibat dalam hierarki perusahaan.
Namun perlu diingat bahwa pemimpin juga seorang manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan. Oleh sebab itu, sebagai bawahan sekaligus rekan kerja juga harus secara aktif memberikan kritik dan saran kepada mereka. Hal ini dilakukan agar atasan bisa bekerja dan memimpin dengan lebih efektif. Kritik dan saran juga bertujuan agar atasan bisa melakukan perbaikan berdasarkan masukan-masukan yang kita berikan, karena itulah kritik bukan jalan satu arah. Sebagai bawahan sekaligus rekan kerja
kita juga harus memberikan kritik dan saran kepada atasan, karena hal inilah yang membuat hubungan antara atasan dan bawahan menjadi lebih baik dan dapat bekerja serta memimpin dengan efektif.
Meski begitu, mengkritik atasan tentu bukan hal yang mudah. Seringkali, karyawan memilih diam karena takut akan berdampak buruk bagi perkembangan karir serta hubungan dengan atasan.
Lalu bagaimana cara mengkritik atasan dengan baik?
1. Adanya Dukungan Fakta
Tentu saja, sebelum memutuskan untuk mengkritik atasan, Anda harus memastikan bahwa pendapat Anda memiliki dasar. Jangan hanya mengasumsikan bahwa ide Anda sangat bagus dan pantas untuk dibagikan. Dukunglah dengan fakta yang bisa membuat pendapat Anda layak diterima.
2. Komunikasi Sesuai dengan Kepribadian Atasan
Sebelum mengkritik seseorang ataupun atasan Anda, kenali dulu sifat dan karakter dari pribadi orang tersebut. Setiap orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda, tentunya ada cara yang berbeda juga untuk dapat berkomunikasi dengan masing-masing. Kepribadian yang berbeda-beda biasanya disebut sebagai konsep DISC, yaitu singkatan dari Dominant (Dominan), Influence (Berpengaruh), Steadiness (Stabil), Compliant (Patuh). Model DISC ini ditemukan oleh seorang psikolog Universitas Harvard yang bernama Dr. William Moulton Marston pada tahun 1920. Beliau mengembangkan teori bahwa konsep pengembangan diri seseorang berdasarkan satu dari empat faktor. Dengan mengenali kepribadian atasan, Anda dapat menyampaikan kritik dan saran Anda dengan efektif.
3. Pilih Momen yang Tepat
Mencari momen atau waktu yang tepat untuk menyampaikan masukan dapat meningkatkan kemungkinan kritik anda diterima. Carilah waktu di mana atasan Anda sedang tidak sibuk dan memang sedang santai. Hal ini dilakukan agar penyampaian pesan yang dilakukan bisa lebih nyaman untuk kedua belah pihak. Tanyakan juga pada atasan kapan mereka punya waktu senggang agar bisa lebih terjadwal. Selain itu, pastikan bahwa Anda melakukan ini secara langsung bertatap muka karena menyampaikan masukan Anda lewat email atau media lain sangat rentan mengandung salah paham.
4. Minta Izin Terlebih Dahulu
Perhatikan batasan hubungan antara Anda dan atasan, terutama jika hubungannya tergolong formal, atau jika Anda merasa gugup harus mengkritik atasan dan tidak tahu bagaimana reaksinya nantinya, maka mintalah izin terlebih dahulu sebelum mengkritik. Misalnya, Anda bisa bertanya, "Apakah saya boleh menyampaikan perspektif yang berbeda mengenai hal ini?" Ini adalah sebuah kalimat yang sopan sekaligus menjadi awalan bahwa Anda mungkin akan menyampaikan sesuatu yang tidak sepakat dengan pendapat atasan Anda.
5. Sampaikan Kritik dengan Sopan
Saat memberikan masukan, sebisa mungkin gunakan bahasa yang sopan dan halus. Hal ini dilakukan agar penyampaian pesan bisa dilakukan dengan lebih baik. Sampaikan pada atasan masalah-masalah apa yang terjadi pada pekerjaan. Jagalah agar interaksi tetap positif, meskipun niatan Anda adalah mengkritik atasan secara serius.