Era industri 4.0 memaksa kita dengan dihadapkan pada perkembangan teknologi yang sangat canggih. Era tersebut juga mengubah segala kebisaan menjadi kebiasaan serba digital sehingga pekerjaan juga harus serba cepat, informasi, pengajaran dan hasil dari pendidikan pun harus segera diselesaikan.
Dunia pengajaran seorang guru di sekolah tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan yang sudah diraih ketika kuliah atau sebagian dari pengalaman saja. Hal yang paling besar dalam tombak pendidikan adalah kemampuan guru yang harus segera merespons dengan cepat perubahan yang terjadi. Namun, tentunya guru tidak bisa berubah dengan sendirinya. Tidak sedikit guru yang tidak mampu merespons perubahan dikarenakan tidak ada dukungan dari piyhak sekolah dalam melakukan pengajaran yang intensif. Seperti penyediaan peralatan praktikum siswa yang memadai, pelatihan yang mampu mengembangkan ilmu yang didapatkan di kelas dari gurunya, atau fasilitas kenyamanan bagi siswa dan guru untuk bisa explor dunia luar dengan mudah.
Nyatanya bukan hanya siswa saja yang membutuhkan tenaga pendidik untuk terus bisa belajar dengan baik, melainkan guru juga masih membutuhkan tenaga pengajar untuk mampu mendapatkan ilmu baru dan tidak pasif dengan ilmu yang didapatkannya. Pengajaran guru dengan murid tentu berbeda sistem. Jika siswa hanya membutuhkan beberapa jalan pengetahuan dan sumber-sumber valid, guru justru harus mampu mengetahui bagaimana cara menyediakan apa yang dibutuhkan sebelum siswa itu menanyakan dengan penuh penasaran.
Pelatihan untuk guru adalah pelatihan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk menjadi profesional dan memaksimalkan kegiatan pembelajaran di kelas. Latihan ini biasanya mencakup teknik merencanakan pengajaran hingga cara meningkatkan pembelajaran yang efektif.
Mengapa guru harus mengikuti pelatihan? Terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari adanya pelatihan bagi guru, di antaranya sebagai beriktu :
1.Guru memiliki kemampuan mengambil keputusan lebih baik dari sebelumnya.
2.Meningkatkan kemampuan guru dalam menghadapi masalah
3.Guru termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
4.Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional.
5.Meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi stres, depresi atau frustasi, atau suatu konflik yang nantinya bisa memperbesar rasa percaya pada diri sendiri.
6.Mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
7.Guru bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai program yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan masing-masing secara teknikal dan intelektual.
8.Mendapatkan pengakuan yang lebih besar atas kemampuan yang dimiliki.
9.Semakin besar tekad guru untuk lebih mandiri dalam bekerja.
10.Mengurangi rasa takut atau cemas berlebih dalam menghadapi tugas-tugas baru yang akan datang di masa depan.
11.Meningkatkan produktivitas
12.Meningkatkan fleksibilitas, terlatih dalam menyesuaikan diri serta dalam memahami setiap permasalahan dan kondisi dalam mengajar sehingga kedepannya guru dapat mengambil langkah yang tepat dalam menemukan solusi.
13.Menambah koneksi.
14.Melalui program pelatihan, guru dapat berkenalan dengan banyak guru lainnya yang berbeda situasi dan kondisi yang dihadapi. Dalam ajang inilah guru dapat mengambil banyak manfaat lain melalui jalinan koneksi antar guru.