Pemerintah semakin fokus pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam upaya menopang implementasi industri 4.0. Langkah strategis ini diharapkan dapat memacu produktivitas dan inovasi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah strategis upaya pengembangan SDM industri kompeten itu antara lain melalui pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang menerapkan sistem ganda (praktik dan teori). Selain itu, pembangunan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri.
Penyelarasan program studi dengan industri sebanyak 35 program studi yang dibutuhkan industri saat ini untuk diterapkan pada kurikulum di SMK. Program-program tersebut sejalan dengan penerapan roadmap Making Indonesia 4.0, yang salah satu prioritasnya adalah peningkatan kualitas SDM.
Saat ini, daya saing industri nasional semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada nilai tambah industri, indeks daya saing global, peringkat manufacturing value added (MVA), serta pangsa pasar industri nasional terhadap manufaktur global. Nilai tambah Industri nasional meningkat hingga USD34 miliar, dari tahun 2014 yang mencapai USD202, 82 miliar menjadi USD236,69 miliar di semester I tahun ini. Sementara itu, apabila melihat indeks daya saing global, saat ini diperkenalkan metode baru dengan indikator penerapan revolusi industri 4.0, dengan peringkat Indonesia yang naik dari posisi 47 tahun 2017 menjadi level ke-45 di 2018.
Kemudian, merujuk data The United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), indeks MVA untuk industri di Indonesia naik tiga peringkat dari posisi 12 pada tahun 2014 menjadi level ke-9 di 2018. Selain itu, pangsa pasar industri manufaktur Indonesia di kancah global pun ikut meningkat menjadi 1,84 persen pada tahun 2018.
Kesiapan negara sebagai negara industri tergantung dari kualitas pendidikan vokasi yang disediakan. Kurikulum yang tepat dan benar-benar dibutuhkan dalam dunia industri. Dukungan sekolah vokasi baik dari tingkat kjuruan sampai pada tingkat perguruan tinggi, kualitasi pendidikan vokasi SMK juga perlu diperhatikan terutama dalam praktik kerja lapangan yang lebih dominan dibandingkan dengan akademis.
Hal yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan vokasi salah satunya adalah penyusunan kurikulum magang dengan merancang riset bersama. Mengkolaborasikan antara pendidikan vokasi dengan industri untuk menciptakan produk hasil dari riset terapan vokasi juga sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi untuk mewujudkan negara indonesia berbasis industri.
Upaya-upaya pemerintah selalu dilakukan seperti proyek S4C diperuntukkan untuk mengembangkan pendidikan vokasi sistem ganda yang meliputi empat politeknik dan akademi komunitas di bawah Kemenperin. Selain itu ada juga politeknik di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Politeknik lndustri Logam Morowali, Akademi Komunitas Manufaktur Bantaeng, Politeknik lndustri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal, Politeknik lndusri Petrokimia Banten, yang masih dalam proses pengajuan izin operasional, serta Politeknik Negeri Jember.
Bantuan teknis diberikan dalam bentuk pengembangan kampus dan penguatan sistem yang meliputi berbagai kegiatan, diantaranya penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan industri, asesmen kebutuhan peralatan workshop/ laboratorium, peningkatan kapasitas tenaga pengajar dan Manajemen Kampus, dukungan terhadap akreditasi kampus, dan fasilitasi kerja sama dengan industri.
Maka indonesia akan semakin siap dengan dukungan pendidikan vokasi yang semakin diutamakan dalam dunia perindustrian. Semakin banyak juga ahli-ahli dalam bidang vokasi sehingga tidak perlu lagi mengambil tenaga asing untuk pekerjaan di Indonesia.