Penguasaan keterampilan dan pengetahuan global penting dimiliki generasi muda terlebih di era globalisasi. Oleh sebab itu, pembangunan sumber daya manusia Indonesia perlu dilakukan agar dapat bersaing di dunia global, salah satunya melalui pendidikan vokasi. Revolusi Industri 4.0 menjadi tren terbaru perkembangan teknologi dan berpengaruh besar terhadap proses produksi pada sektor industri. Era ini merupakan era IoT (Internet of Thing), dimana peranserta manusia cenderung berkurang dan beberapa fungsinya digantikan oleh mesin. Pada era ini juga muncul internet sebagai partisipan baru yang perannya cenderung meningkat secara drastis. Menghadapi era tersebut, perlu adanya pengolahan potensi negara secara komprehensif salah satunya yakni melalui pengembangan Pendidikan Vokasi.
Pendidikan vokasi, merupakan pendidikan yang berorientasi pada keahlian dan kepakaran yang khas serta berkemampuan untuk siap kerja. Dengan demikian, lulusan pendidikan vokasi mampu bersaing secara global karena fokus pada pengembangan keterampilan dan teknologi aplikatif.
Menurut Hotma Pendidikan Vokasi bukan merupakan penggalan pendidikan akademik namun pendidikan keahlian yang utuh, komprehensif dan terstruktur. Pendidikan Vokasi harus diselenggarakan hingga jenjang magister terapan dan doktor terapan. Dengan keadaan teknologi yang amat canggih pada era revolusi industri 4.0, sumber daya manusia memiliki wawasan keilmuan di level yang tinggi dan komitmen dalam mengambil kebijakan untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual yang tinggi pula.
Selain arahan dari Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek (Wikan Sakarinto) bahwa komitmen mewujudkan pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri serta relevan dengan pembangunan, baik daerah maupun skala nasional. Telah kita ketahui bahwa dalam menjalankan link mungkin mudah, berbeda dengan match ini masih menjadi tantangan. Tinggalkan cara tradisionalnya, jangan kita mendidik dengan keyakinan sendiri yang ternyata sudah tidak relevan dengan kebutuhan industri kekinian.
Fokus pembentukan akselerator daerah sendiri mengacu pada program destinasi super prioritas dan pembangunan ekonomi di kawasan 3T. Seperti di wilayah Toba, Sumatera Utara dan Labuan Bajo, NTT yang membutuhkan SDM terampil untuk pengembangan kawasan wisata. Peluang ini tentunya dapat diisi oleh para lulusan vokasi yang merupakan putra-putri daerah setempat.
Menyelaraskan akademik dengan keahlian adalah salah satu tujuan dari adanya pendidikan vokasi. Mulai dari pembuatan prodi dan menyusun silabus kurikulum harus dilakukan bersama sehingga dapat tepat sasaran sebagaimana dunia industri butuhkan dan lulusan vokasi dapat bekerja dengan bekal yang cukup, bukan lulusan yang hanya sekadar mendapatkan ijazah.
Pendidikan vokasi yang khusus mendalami hal tersebut adalah Politeknik di mana Politeknik ini berperan menggerakan dan melibatkan unsur satuan pendidikan lainnya untuk mewujudkan konsep industri yang maju.