Pembelajaran merupakan jantungnya aktivitas pendidikan, sehingga proses pembelajaran menempati posisi dan peranan yang sangat penting. Di dalam kegiatan pembelajaran inilah terjadi proses transmisi dan transformasi pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai kurikulum yang berlaku sehingga perlu adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan abad 21, yang serba digital.
Menurut Majid, A. (2005:136) model pembelajaran hendaknya dapat mengakomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip pembelajaran. Pertama, berpusat pada anak didik (student oriented). Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar. Suatu kesalahan jika guru memperlakukan mereka secara sama. Gaya belajar (learning style) anak didik harus diperhatikan. Kedua, belajar dengan melakukan (learning by doing). Supaya proses belajar menyenangkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata. Ketiga, mengembangkan kemampuan sosial. Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live together). Keempat, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Proses pembelajaran dan pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik. Juga mampu memompa daya imajinasi anak didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Kelima, mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.
Oleh sebab itu, guru dituntut memberikan pengajaran yang menarik, inovatif dan kreatif sehingga siswa tidak jenuh dan dapat menangkap materi yang diberikan dengan baik. Selain itu, tidak ada salahnya jika pendidik mencoba mengkolaborasikan antara pendidikan dengan entertainment seperti konsep edutainment yang ada. Contohnya dengan pembuatan media pembelajaran menarik yang berisi materi pembelajaran dan di-upload di youtube sebagai referensi pembelajaran siswa dan dapat dikaji kapan pun.
Dengan gaya pengajaran guru yang sesuai diharapkan siswa akan betah dan nyaman berinteraksi serta mencintai proses pembelajaran tersebut, sehingga bukannya tidak mungkin, tujuan pembelajaran jadi lebih mudah tercapai.
Agar pengajaran efektif di era digital, pendidik bisa pula menerapkan yang disebut metode blended learning atau metode campuran.
Ketika dunia mulai pulih dari pandemi COVID-19, hibrida jenis ini, yang juga dikenal sebagai pembelajaran campuran akan menjadi semakin populer dan diperlukan sebagai bentuk pendidikan yang sukses dan aman.
Pembelajaran campuran atau yang biasa disebut blended learning merupakan metode belajar di mana proses pembelajaran tatap muka berpadu dengan proses e-learning secara harmonis. Seperti yang telah diketahui bahwa belajar dalam kelas dan e-learning masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, hal itulah yang menjadi latar belakang terbentuknya metode Blended Learning ini. Sebagai contoh, kekurangan belajar dalam kelas cenderung terbatas dengan tempat dan waktu, tetapi kelebihannya dengan bertemu guru, peserta didik bisa langsung mendapat feedback dari guru tersebut atas pencapaian yang sudah dilakukan. Begitupun sebaliknya, belajar menggunakan internet memang tidak terbatas tempat dan waktu, tetapi tidak adanya guru yang mendampingi, peserta tidak langsung mendapat feedback dan cendrung mengalami salah pengertian. Maka dengan dipadukannya kedua metode tersebut, Blended learning dapat menjadi jawaban untuk metode belajar yang menjadi trend di masa depan, terutama di masa new normal seperti sekarang.
Pembelajaran campuran. mengacu pada gaya pendidikan formal di mana peserta didik belajar melalui pengajaran tradisional secara langsung (tatap muka) dan media online. Guru akan menggunakan pembelajaran campuran, memberi peserta didik kesempatan untuk menikmati beberapa pengalaman kelas tatap muka sambil juga mengerjakan bagian dari pelajaran mereka secara online. Dengan kemajuan teknologi yang berkelanjutan, pembelajaran campuran berpotensi menjadi sangat sukses untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Banyak studi yang telah menunjukkan bahwa blended learning sudah cukup berhasil. Kunci kesuksesan pembelajaran campuran adalah pengembangan konten pembelajaran dari para guru sehingga diharapkan terjadi percepatan adaptasi pembelajaran campuran terhadap peserta didik.