Terkadang, di kalangan orang awam, istilah etika bisnis masih terasa asing di dengar. Kenyataanya, implementasi etika bisnis pada perusahaan memang tidak dapat terlihat secara jelas. Mempelajari etika bisnis sebuah perusahaan berarti kita harus memperhatikan apa saja proses yang terjadi di perusahaan tersebut.
Agar lebih mudah dimengerti, bisnis sama saja dengan dunia pergaulan sehari-hari. Dalam bergaul, kita harus memiliki etika supaya tidak dijauhi oleh orang lain. Misalnya, dalam bergaul kita dilarang untuk menjelek-jelekan sesama teman. Hal ini harus dijaga agar tidak ada saling ketersinggungan sehingga terjadi keharmonisan. Begitu juga layaknya dengan dunia bisnis, kita harus saling menjaga nama baik perusahaan, walaupun perusahaan itu milik orang lain. Tidak boleh saling menjatuhkan dan juga saling menjelek-jelekan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan lain walaupun hanya dengan sindiran semata. Hal ini dapat menghancurkan hubungan yang tadinya baik antar perusahaan.
Apa yang dimaksud dengan etika dalam berbisnis?
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika. Artinya, bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika, sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Dengan menjalankan etika bisnis yang baik, sebuah perusahaan bisa mendapat nilai dan kepercayaan lebih dari masyarakat, negara, dan bahkan kompetitornya. Sebaliknya, apa jadinya jika sebuah perusahaan melanggar etika dalam berbisnis, jangankan berjangka panjang, bisa jadi produk yang ditawarkan pun tidak akan laku di pasaran.
Sebagai pebisnis yang baik, kita tidak boleh “menghalalkan segala cara†untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Seperti contoh di atas, misalnya dengan menjelek-jelekan produk dari perusahaan lain, hal ini sangat dilarang. Penjualan produk kita mungkin terjual dengan baik, namun produk orang lain bisa saja tidak laku karena omongan kita terhadap target konsumen yang kita incar.
Sebagai pelaku bisnis, sudah seharusnya kita menerapkan cara berbisnis yang baik dan benar tanpa melanggar etika bisnis yang telah diterapkan. Masih banyak cara-cara yang baik dalam berbisnis yang dapat kita lakukan tanpa merugikan pihak mana pun.
Agar pelaku usaha dapat menjalankan bisnis dengan maksimal, penting untuk mengetahui apa saja contoh pelanggaran dari etika bisnis, di antaranya sebagai berikut :
1. Pelanggaran hukum
Pelanggaran hukum, yaitu sebuah perusahaan yang melakukan PHK namun tidak memberikan pesangon sama sekali.
2. Pelanggaran kejujuran
Pelanggaran Kejujuran, yaitu perusahaan yang dapat dikatakan berhasil terhadap kejujuran agar mereka tidak memberikan harga yang sejujurnya kepada konsumen serta kualitas-kualitas dari barang yang ditawarkannya. ada Pelanggaran Empati dan Pelanggaran Transparansi.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, setiap pemilik usaha harus menjadi panutan bagi orang lain yaitu mampu menangani tanggung jawab dan menyadari peluang sesuai dengan tanggung jawab jabatannya, salah satunya dengan memastikan bisnis dapat berjalan dengan baik sehingga pelanggaran etika bisnis tidak sampai terjadi.