para profesional baru, lebih tepatnya pencari kerja, kini dituntut untuk unggul dalam jalur karir baru mereka khususnya pada keterampilan yang dibutuhkan. Siswa yang tidak memiliki kemampuan yang diperlukan sudah pasti akan mengalami kesulitan saat mulai memasuki dunia kerja, bahkan mungkin mulai kehilangan kepercayaan diri dan merasa tidak yakin tentang apa yang harus dilakukan.
Hal ini juga dapat berdampak pada perusahaan yang mempekerjakan mereka karena harus mengeluarkan lebih banyak dana dan waktu untuk melatih karyawan baru yang tidak memiliki wawasan dan pengetahuan praktis yang diharapkan.
Pendidikan dan pelatihan vokasi, memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman praktis dalam jalur karir yang mereka pilih bahkan sebelum lulus.
Siswa yang menyelesaikan program ketat tersebut memiliki kredensial dan pelatihan yang dibutuhkan untuk segera memulai jalur karir pilihan mereka.
Siswa tidak hanya merasa percaya diri dengan kemampuan mereka, tetapi pemberi kerja sendiri tahu bahwa mereka adalah orang-orang pilihan yang diharapkan dapat menjadi andalan untuk mulai unggul di posisi yang diberikan dengan cepat.
Pengembangan keterampilan dan kemampuan kerja
Kesempatan belajar pada pendidikan vokasi memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan dan kemampuan kerja. Pentingnya pengembangan vokasi sebagian besar dapat disimpulkan sebagai perbedaan antara pengetahuan teoritis vs keterampilan praktis.
Dalam studi non-kejuruan, siswa sering menghabiskan waktu berjam-jam menjelajahi berbagai mata pelajaran yang berbeda. Waktu kelas mereka cenderung hanya beberapa jam per minggu, karena lebih banyak dihabiskan di perpustakaan dan lab komputer untuk melakukan penelitian dan menulis makalah yang membantu dalam membangun pengetahuan teoretis mereka di berbagai bidang, bahkan dalam disiplin ilmu tertentu mereka sering menghabiskan banyak waktu untuk mengeksplorasi teori, ide, dan prosedur yang digunakan oleh para profesional lain di industri ini. Mereka memiliki kesempatan yang jauh lebih sedikit untuk benar-benar menerapkan ide-ide ini dibandingkan dengan siswa yang menjalani situasi pendidikan kejuruan. Keterampilan untuk bekerja dan jalur kejuruan sangat terbatas bagi para siswa ini, karena pengetahuan teoretis mereka tidak memiliki pengalaman kerja yang membantu mereka beralih dari topik studi kelas ke profesi mereka yang sebenarnya. Hal ini terkadang dapat menimbulkan tantangan ketika siswa lulus dan transisi ke dunia kerja.
Berbeda dengan siswa di lingkungan pendidikan dan pelatihan kejuruan. Siswa menghabiskan waktu berjam-jam dalam lokakarya praktis setiap minggu untuk mempelajari keterampilan praktis langsung yang terkait dengan bidang pilihan mereka. Waktu kelas cenderung meningkat di sekolah-sekolah ini dibandingkan dengan waktu penelitian di luar, karena siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi peluang kerja aktual yang mempersiapkan mereka untuk pekerjaan di masa depan. Mereka tidak fokus pada banyak waktu untuk meneliti teoretis daripada mempelajari praktiknya.
Sekolah vokasi juga seringkali menyediakan peralatan dan ruangan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik daripada hanya sekadar mempelajari teori ini itu tetapi tidak mengetahui bagaimana penerapannya. Dengan begitu, mereka memiliki kesempatan untuk mencoba keterampilan mereka sendiri saat masih di sekolah. Ketika saatnya tiba untuk beralih ke pekerjaan yang sebenarnya, mereka memiliki pengalaman yang dibutuhkan untuk segera memulai pekerjaan tanpa perlu menghabiskan waktu untuk mempelajari cara mengoperasikan peralatan secara fisik di tempat kerja, memungkinkan mereka menjadi karyawan yang berharga dan membangun karier lebih cepat.