Mendengar kata etika, mungkin sebagian orang akan langsung berpikir mengenai moral, aturan, dan sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika sendiri didefinisikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin nyatanya bukan hal yang mudah. Selain harus mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih baik, juga harus bisa memimpin anggota tim untuk menuju ke arah tersebut. Tentu saja, semua itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa pemahaman akan arti kepemimpinan yang baik.
Tidak ada cara instan untuk menjadi pemimpin teladan. Ada proses panjang yang harus dilalui hingga kualitas seorang pemimpin terbangun dalam diri seseorang. Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa dicoba untuk membantu membangun kualitas tersebut. Berikut tips menjadi pemimpin teladan yang bisa mulai diterapkan, di antaranya :
1. Jadi Role Model
Pemimpin tidak bisa sekadar hanya memberi perintah, Melainkan harus bisa memberi contoh yang baik kepada orang-orang yang dipimpin. Perlu diingat, pada dasarnya orang menilai dari apa yang Anda lakukan, bukan dari apa yang Anda katakan. Oleh sebab itu, Anda harus bisa mempraktikkan apa yang Anda katakan sebelum bisa memimpin orang lain.
2. Proaktif
Saat menjadi karyawan, pada umumnya orang hanya mengerjakan apa yang diperintahkan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut datang dari atasan dan harus diselesaikan sesuai dengan perintah. Untuk menjadi seorang pemimpin, Anda tidak bisa menggunakan cara berpikir yang sama. Pemimpin harus proaktif dan peka pada hal-hal yang perlu dikerjakan. Sifat proaktif dapat membantu seorang pemimpin terhindar dari krisis. Sebelum krisis benar-benar datang, masalah tersebut bisa diatasi sebelum berubah menjadi lebih serius.
3. Jadi Pemimpin, Bukan Bos
Terdapat perbedaan yang sangat besar antara pemimpin dengan bos. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari cara berpikir dan pendekatan yang dilakukan. Misalnya jika bos umumnya lebih sering memerintah, pemimpin menggunakan pendekatan dengan cara mengajak. Jadilah pribadi seperti ini. Pahami bahwa pemimpin tidak sama dengan bos. Oleh sebab itu, Anda tidak bisa menggunakan cara-cara ala bos untuk menjadi seorang pemimpin teladan.
4. Jalin Hubungan Saling Menguntungkan
Seorang pemimpin tidak boleh hanya ingin menang sendiri, melainkan harus bisa menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan bawahan. Meski tim digerakkan oleh visi seorang pemimpin, pahami juga jika setiap individu dalam tim juga memiliki tujuan masing-masing. Kamu harus bisa membuat bawahan merasa yakin jika apa yang mereka kerjakan untuk mencapai tujuan perusahaan juga akan membantu mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Saat bawahan merasa bahwa hubungan yang terjalin adalah hubungan yang saling menguntungkan, mereka pasti mau berusaha keras untuk mencapai tujuan perusahaan.
5. Mau Mengakui Kesalahan dan Memberikan Apresiasi
Tidak ada yang bisa luput dari kesalahan. Baik disengaja atau tidak, kesalahan pasti pernah dilakukan. Pemimpin yang baik mau mengakui kesalahan yang dibuat. Dengan mengakui kesalahan dan berani bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat, hal tersebut bisa menjadi contoh yang baik bagi bawahan. Selain mau mengakui kesalahan, seorang pemimpin juga harus bisa memberikan apresiasi kepada bawahan. Dengan memberikan apresiasi, bawahan akan merasa lebih dihargai. Semangat bekerja pun jadi lebih tinggi.