Sikap kerja menjadi sebuah tindakan yang akan diambil karyawan dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan. Sikap kerja dapat digunakan sebagai indikator apakah pekerjaan berjalan dengan lancar. Masalah antara karyawan dan atasan dapat menyebabkan sikap untuk mengabaikan pekerjaan.
Sikap terhadap pekerjaan diekspresikan sebagai kecenderungan terhadap pikiran dan perasaan kepuasan atau ketidakpuasan kerja. Indikator karyawan yang puas dengan pekerjaannya akan bekerja keras, jujur, tidak malas dan berpartisipasi dalam pengembangan perusahaan lebih lanjut. Di sisi lain, karyawan yang tidak puas dengan pekerjaannya akan bekerja secara asal-asalan dan tidak jujur kecuali di bawah pengawasan pimpinan, yang pada akhirnya dapat merugikan perusahaan.
Sikap kerja adalah pikiran dan perasaan puas atau tidak puas dan dapat disimpulkan sebagai suka dantidak suka bekerja dengan kecenderungan untuk merespons secara positif atau negatif untuk mendapatkan apa yang diinginkan di tempat kerja.
Sikap kerja ini mencerminkan respons emosional setiap orang terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan, tanggung jawab atas pekerjaan yang ditugaskan, dan kepercayaan diri di tempat kerja. Perilaku ini mencerminkan sikap seseorang terhadap pekerjaan.
Sikap kerja ini menunjukan respon-respon setiap orang berupa emosional terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan, tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan, dan rasa percaya diri ketika bekerja. Tingkah laku tersebut yang mencerminkan sikap kerja yang dimiliki seseorang ketika bekerja. Apabila seseorang merasa terpancing emosionalnya ketika bekerja dia akan merespon pekerjaan tersebut dengan positif atau negatif. Sebagai contoh, seseorang dengan sikap kerja positif tidak akan mempermasalahkan fasilitas tempat kerja ketika orang tersebut sudah nyaman dengan pekerjaan yang ia kerjakan. Sebaliknya, apabila soseorang memiliki sikap kerja negatif tidak akan nyaman walaupun dengan fasilitas tempat kerja yang terjamin.
Blumand Nylon (2008) mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi sikap kerja,
1. Kondisi kerja, meliputi lingkungan fisik maupun sosial berpengaruh terhadap kenyamanan dalam bekerja.
2. Pengawasan atasan, pengawasan dan perhatian yang baik dari atasan dapat mempengaruhi sikap dan semangat kerja.
3. Kerja sama dari teman sekerja, adanya kerja sama dari teman sekerja juga berpengaruh dengan kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Kesempatan untuk maju, jaminan terhadap karir dan hari tua dapat dijadikan salah satu motivasi dalam sikap kerja.
5. Keamanan, rasa aman dan lingkungan yang terjaga akan menjamin dan menambah ketenangan dalam bekerja.
6. Fasilitas kerja, fasilitas kerja yang memadai berpengaruh terhadap terciptanya sikap kerja yang positif.
7. Imbalan, rasa senang terhadap imbalan yang diberikan baik berupa gaji pokok maupun tunjangan mempengaruhi sikap dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam, seperti emosional dan psikologis, keintiman dengan rekan kerja, dan kenyamanan berkreasi sendiri. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar atau lingkungan. Faktor eksternal juga memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain kondisi kerja, hubungan industrial, rasa aman, lingkungan kerja, dan peralatan kerja. Tingkat kenyamanan yang lebih tinggi di tempat kerja menciptakan sikap kerja yang positif.
Misalnya, seseorang yang selalu bekerja dengan semangat, selalu memberikan hasil kerja yang memuaskan, tidak pernah mengeluh dan pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan, memiliki sikap kerja yang positif. Sebaliknya, jika seseorang yang mengeluh, tidak bersemangat, sering berbicara buruk tentang pekerjaannya, putus asa akan kesulitan dalam bekerja, dan selalu ingin menyelesaikan pekerjaan tanpa melihat hasilnya, dia akan melakukannya. sikap kerja yang negatif.