Semua orang yang berbisnis pasti takut merugi. Namun bagaimana kita bisa tahu sukses atau tidak dalam berbisnis jika tidak pernah mencobanya? Untung atau rugi, maju atau tidaknya sebuah bisnis tergantung sepenuhnya kepada orang yang menjalankan. Tidak ada yang instan di dunia ini karena segalanya butuh proses, perjuangan dan pengorbanan.
Ketika memutuskan untuk menjadi entrepreneur, Anda harus mempersiapkan segalanya, bukan hanya modal niat dan nekad. Seorang pengusaha harus mampu mencari peluang yang tepat untuk bisnis dan mengembangkannya dengan baik. Dalam kondisi itu dibutuhkan beragam kemampuan penunjang supaya bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal.
Setelah menentukan gambaran bisnis yang hendak dijalankan, hal lainnya yang tidak kalah penting dalam membangun sebuah bisnis adalah skill atau kemampuan.
Mengapa?
Umur bisnis bermacam-macam. Ada yang satu bulan tutup karena modal tidak cukup, ada yang enam bulan tetapi gulung tikar. Ada pula yang bertahan selama setahun namun bangkrut karena tidak ada profit, limatahun tetapi memilih berganti profesi karena beranggapan bisnis tidak ada kemajuan. Meski begitu, bisnis juga ada yang bertahan selama puluhan bahkan ratusan tahun. Sebenarnya apa rahasianya?
Berikut ini skill atau kemampuan yang harus Anda kuasai dalam membangun dan mengembangkan sebuah bisnis, di antaranya :
1. Pandai berjualan.
Bukan enterpreneur namanya jika tidak bisa berjualan. Misal ingin membangun bisnis properti. Anda harus bisa menjual konsep atau ide, mampu mengubah tanah kosong menjadi bangunan yang lebih bernilai di kemudian hari. Contoh lain yang lebih sederhana, Anda ingin menjual es campur yang isinya es serut, cincau, dawet, sirup dan buah. Bahan-bahan tersebut jika dijual secara satuan sama sekali tidak ada nilainya. Berapa harga potongan cincau atau buah? Berapa harga sesendok sirup atau es serut dan dawet? Tidak ada, dan belum tentu orang-orang berminat untuk membeli. Namun berbeda ketika bahan-bahan tersebut diolah sedemikian rupa, dipromosikan lewat instagram, di-review dan dilihat banyak orang, bukannya tidak mungkin harga satu gelas es campur bisa mencapai dua puluh ribu.
2. Bisa mencari peluang
Apakah saat ini bisnis yang Anda jalani begitu-begitu saja? Terkadang, ada saja bisnis yang tidak ada perkembangan, profit pas-pasan bahkan produk tidak laku-laku. Seorang enterpreneur harus bisa memutar otak bagaimanapun caranya supaya dagangan bisa laku. Bisnis merupakan investasi yang penuh dengan risiko, tetapi bisa diminimalisir dengan ketepatan membaca peluang dan perencanaan bisnis yang jelas. Berani mengambil risiko dan tetap percaya diri atas setiap keputusan yang diambil.
3. Bisa memilih partner bisnis
Kesuksesan seorang enterpreneur sangat ditentukan oleh partner atau mitra. Anda harus mampu memilih supplier, reseller dan customer yang tepat. Jika salah satu dari tiga hal tersebut bermasalah, kemungkinan besar bisnis Anda akan sulit berjangka panjang.
- Supplier. Jika Anda masih sering berganti-ganti supplier, itu berarti Anda masih belum menemukan yang tepat. Supplier bisa berupa pabrik ataupun manufaktur, mereka bisa beroperasi karena ada orang-orang sepertti Anda (pengusaha), reseller ataupun distributor sehingga tidak mungkin berpindah ke lain hati bahkan tidak sedikit supplier yang memberikan layanan tambahan kepada customer-nya. Oleh sebab itu, pintar-pintarlah menemukan supplier yang tepat untuk mendukung perjalanan bisnis Anda
- Distributor atau cabang. Sebuah bisnis tanpa reseller atau distributor dan cabang juga akan sulit berkembang. Misalnya dalam sehari Anda hanya mampu menjual sepuluh gelas es campur. Bagaimana caranya supaya bisa menjual seratus gelas? Reseller, distributor atau cabang dapat membantu meningkatkan penjualan produk Anda.
- Customer Anda tetap. Customer berbeda dengan buyer dan visiter. Perlu diketahui bahwa visiter merupakan orang yang berkunjung ke toko tetapi belum tentu membeli, buyer merupakan pengunjung yang membeli produk, sementara customer merupakan pengunjung yang sudah pernah membeli produk kemudian membeli lagi. Bagaimana caranya mendapatkan customer tetap? Misalnya dengan memperbaiki manajemen bisnis dan sistem kerja, meningkatkan pelayanan dan kualitas produk serta lebih dekat dengan konsumen.