Demi bisa mmeningkatkan kualitas pembelajaran, tidak jarang guru melakukan riset kecil di dalam kelas, menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Sebenarnya karakter teacherpreneur telah melekat pada kepribadian tiap individu, tetapi masih dapat ditingkatkan jika orang tersebut memiliki motivasi yang kuat dan mau bekerja keras untuk maju serta mampu mengembangkan potensi intelektual.
Ada beberapa cara yang umum dilakukan oleh orang-orang sukses. Ani Priyani (2006) memberi tiga ilustrasi pengalaman sukses yaitu melalui:
1. Latihan terus-menerus sesuai dengan bakat yang diturunkan oleh orang tua.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan sehingga dapat menghasilkan karya-karya inovatif yang sesuai dengan keahlian di bidang yang diminati.
3. Memperluas jaringan kerja dengan sumber proyek, sumber pendanaan dan para pengambil kebijakan.
Guru harus memiliki cita-cita dan berusaha menggapainya. Tentu saja hal tersebut tidak akan terlepas dari perjuangan. Sukses merupakan manifestasi dari usaha dan kerja keras untuk mendapatkan peluang dan menghadapi tantangan dari luar dengan berbagai macam strategi antara lain mengembangkan properti intelektual yang dimiliki.
Menurut International Commission on Education for the 21st Century (2012), kemampuan umum yang diperlukan untuk dapat memenangkan persaingan di era global adalah digital age literacy, inventive thinking, effective communication, dan high productivity. a. Digital Age Literacy ,
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membawa dampak besar pada kehidupan manusia, terutama di bidang pendidikan karena guru yang tidak menguasai TIK akan semakin jauh tertinggal. Penyebaran informasi yang berisi ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan lebih banyak disalurkan melalui teknologi digital, apalagi saat ini telah banyak keterampilan teknis yang dikerjakan dengan mengoperasikan komputer.
Beberapa kemampuan yang perlu dipelajari sehubungan dengan teknologi tersebut misalnya sebagai berikut :
1. Literasi teknologi, yaitu Kompeten dalam menggunakan teknologi, terutama teknologi yang membantu pekerjaan sebagai pendidik kejuruan seperti mengoperasikan mesin berteknologi baru.
2. Literasi ilmiah digital, yaitu Memahami teori dan penggunaan ilmu pengetahuan, di antaranya penggunaan sains dan matematika yang berbasis teknologi digital.
3. Literasi fungsional digital, yaitu Kemampuan memahami dan menyampaikan pikiran melalui berbagai media, termasuk penggunaan gambar, video, grafik, bagan ataupun literasi visual.
4. Literasi informasi, yaitu Kemampuan untuk menemukan dan memanfaatkan informasi dari berbagai sumber dan referensi digital.
5. Literasi budaya, yaitu Kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dalam beragam budaya melalui akses teknologi digital.
6. Kesadaran global, yaitu pemahaman terhadap mekanisme globalisasi informasi, ekonomi dan tenaga kerja. Dengan kesadaran ini, pendidik diharapkan memahami bahwa dirinya dan peserta didik sedang berada pada persaingan global sehingga harus menyiapkan diri supaya lebih kompetitif Dengan penguasaan teknologi digital.