Tips Sukses Dalam Karir Bagi Fresh Graduate

Tips
  • 08 Mei 2021
    Oleh : syawaludin subekti

    Tips Sukses Dalam Karier

    Karir atau karier berasal dari Bahasa Belanda. Karier artinya perkembangan atau kemajuan yang diperoleh seseorang dalam pekerjaan. Bagi para fresh graduate yang baru saja lulus kuliah, berkarir di sebuah perusahaan ternama tentu menjadi suatu hal yang sangat diidam-idamkan.

    Meski banyak orang menginginkan karirnya sukses, jabatan meningkat, gaji berlimpah, mampu membangun kehidupan yang lebih dari layak, namun masih sedikit orang yang mengetahui kunci sukses dalam karier. Untuk itu, terutama bagi para fresh graduate, perlu adanya panduan atau tips untuk meningkatkan kesuksesan dalam karir atau pekerjaan mereka nantinya.

    Berikut ini dikutip sebanyak 15 tips membangun karir dari para pakar atau praktisi.

    1. Berpikir, bersikap dan bertindak lebih dari situasi dan posisi kita saat ini. Apabila Anda adalah seorang staf, maka berpikir dan bersikaplah layaknya manajer. Dan kalau Anda adalah manajer berpikirlah seperti seorang general manajer, begitu seterusnya.

    2. Terlepas dari sikap dan tindakan, penting bagi kita mengetahui apa yang menjadi minat atau passion kita, kerjakan dan pilihlah kariermu sesuai dengan minatmu dan tidak hanya karena melihat benefit semata.

    3. Walaupun semua orang berhak punya mimpi yang besar, tetapi pastikan kita memahami bahwa segala sesuatu yang kita dapatkan tidaklah instan. Misalnya Anda bermimpi untuk menjadi orang yang sukses. Jangan pernah berpikir kalau Anda bisa mendapatkan kesuksesan itu dalam waktu sehari atau seminggu, karena semuanya butuh proses dan perjuangan.

    4. Anda harus memikirkan bagaimana agar dapat terus memacu dan memperbaiki kualitas diri agar dapat memberikan hasil terbaik. Dengan berkaca serta membandingkan dengan pencapaian orang lain yang lebih sukses maka Anda jadi lebih terbuka dan menyadari potensi diri.

    5. Biasakan untuk memiliki budaya mendengarkan dan bekerjasama, serta fokus terhadap kualitas dengan terus menciptakan hal-hal baru atau inovasi.

    6. Berkarier dan menjadi pemimpin bukan berarti bebas dari tantangan. Mengenali tantangan artinya kita mampu membuat pijakan awal yang akhirnya akan menentukan kesuksesan perusahaan. Tantangan sebagai pemimpin biasanya lebih kepada adjustment dan pendekatan untuk menyelaraskan dinamika demand dan kompetisi di market dengan dinamika internal dan share holders. Oleh karenanya, model kepemimpinan yang melayani, penuh visi dan berpusat pada tim menjadi penting.

    (Tips no. 1 – 6 dikutip dari Aulia Ersyah Marinto, VP Marketing Management Direktorat Consumer Service PT Telkom Indonesia, alumni angkatan 1987)

    7. Miliki sikap yang baik (good attitude), kerja keras, menjunjung tinggi kejujuran, selalu bersyukur, dan berikan pelayanan kepada diri sendiri, keluarga, orang lain, bangsa dan negara, bahkan untuk dunia.

    8. Setiap orang punya time frame sendiri dalam perjalanan karirnya, tidak perlu harus selalu dibandingkan dengan orang lain. Semua akan indah pada waktunya.

    9. Selalu jaga aset utama yang kita miliki saat ini, yaitu kesehatan.

    (Tips no. 7 – 9 dikutip dari Johny Santoso, Presiden Direktur PT Global Twin Star, alumni angkatan 1986)

    10. Tidak usah terpaku pada satu jurusan untuk bisa berkarya dengan baik. Banyak terjadi kombinasi antara hobi / passion dan metodologi berpikir yang terlatih dalam menghasilkan karya yang terbaik. Proses belajar mengajar di perguruan tinggi merupakan bentuk pelatihan metodologi berpikir agar siap menghadapi dunia nyata.

    11. Bekerja keras, berdoa dan nekat! Modal nekat ini malah seringkali menjadi pembeda antara seseorang yang sukses pada karirnya dengan yang biasa saja.

    12. Berdoalah kepada-Nya memohon diberikan petunjuk yang terbaik agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

    (Tips no. 10 – 12 dikutip dari Gilang Pramono Seto, CEO dan Co-Founder PT Permata Karya Perdana, alumni angkatan 1985)

    13. Ilmu dan perkembangan teknologi dapat dipelajari dari siapa pun, tetapi pengalaman adalah sesuatu yang hanya didapat dengan cara melakukannya. Contohnya, pengalaman berorganisasi. Pengalaman ini bisa memberikan pengaruh positif terhadap karir.

    14. Paksa diri untuk terus belajar, membaca hal-hal baru terkait teknologi informasi, belajar tentang manajerial, tentang keuangan dan lain sebagainya.

    15. Di mana pun kita bekerja pasti ada masalah dan rintangan. Itu semua biasa. Terjadi pada siapa saja. Yang terpenting adalah mencintai apa yang dikerjakan, tidak cepat merasa puas dengan hasil kerja. Terus bersedia untuk belajar, mengutamakan kejujuran, dan memberikan layanan terbaik untuk para pelanggan perusahaan.

    (Tips no. 13 – 15 dikutip dari Ahmad Kurniawan Matondang, Business Development Manager PT Fujitsu Indonesia, alumni angkatan 1988)

    Nah, kamu bisa lihat bahwa tips yang diberikan oleh para pakar yang sukses dalam karier mereka akan berbeda dengan tips yang diberikan hanya oleh pengamat saja. Jika kamu menjalankan saran-saran mereka, insya Allah sukses dalam karier, cepat atau lambat akan menghampirimu.

    Yang menarik, ada satu benang merah dari tips yang menghubungkan kesuksesan pribadi mereka di atas, yakni adanya kata kunci «melayani», «memberi manfaat». Intinya, menjadi seorang «pemberi» akan membawa kesuksesan dalam karir.

    Kebetulan ada seorang pakar luar negeri bernama Adam Grant dalam bukunya yang terkenal Take and Give menjelaskan fenomena kesuksesan seorang pemberi ini.

    Ada cerita yang sangat mengesankan yang ditulis Adam Grant di buku Take and Give itu. Adalah seorang pengusaha start-up ternama bernama Danny Shader yang pernah bekerja di Netscape, Motorola dan Amazon. Ia bertemu secara tidak sengaja di Sillicon Valley dengan David Hornik, seorang ahli investasi di perusahaan modal ventura. Keduanya segera saja merasa cocok.

    Shader telah sukses dengan perusahaan yang dibangunnya bernama Accept.com, di mana pada tahun 1999 perusahaannya dibeli oleh Amazon senilai 175 juta dollar AS. Lalu perusahaannya yang lain bernama Good Technology juga dibeli oleh Motorolla pada tahun 2007 senilai 500 juta dolar AS.

    Suatu ketika Shader menawarkan proyek terbarunya kepada Hornik dan Hornik langsung tertarik untuk ikut menanam modal di situ. Namun Hornik adalah seorang pemberi, yang memperhatikan kepentingan orang lain lebih dari kepentingannya sendiri.

    Alih-alih Hornik segera mengamankan proyek Shader agar Shader tidak menawarkannya kepada investor yang lain, ia justru mengatakan kepada Shader untuk memikirkan dulu persyaratan yang diajukannya agar Shader bisa membuat keputusan yang tepat.

    Hornik punya prinsip bahwa pengusaha butuh waktu yang cukup untuk mengevaluasi segala kemungkinan. Dan ia juga tidak mau mengajukan penawaran berlebihan. Hal ini tentu akan beresiko, karena Shader bisa saja kemudian mencoba menawarkannya kepada investor lain.

    Maka seperti itulah yang terjadi. Shader benar-benar mengajukan gagasannya kepada seorang investor lainnya. Pada masa-masa menunggu itu, Hornik pun mengirimkan daftar referensi impressif sebanyak 40 klien yang telah ia modali dan akan memberikan testimoni yang baik mengenai dirinya. Hornik sangat berharap, dengan begitu Shader akan menjatuhkan pilihan investornya kepada Hornik.

    Ketika Shader menghubungi Hornik beberapa minggu setelah itu, proyek itu tidak diberikan Shader kepada Hornik. Shader mengatakan kepada Hornik bahwa hatinya condong kepada Hornik, tetapi kepalanya condong kepada investor lain.
    Bagi Shader, Hornik tidak menampilkan diri sebagai sosok yang agresif, malah cenderung murah hati. Shader khawatir ketika Hornik masuk dalam jajaran direksi karena kedudukannya sebagai seorang pemodal, ia akan lebih banyak mendorong daripada menantangnya.
    Benar sekali jika kamu menebak bahwa Hornik adalah termasuk orang yang berada di urutan paling atas. Karena setelah Shader memberitahu keputusannya, dan Hornik merasa terpukul, maka terjadilah sesuatu yang di luar dugaan keduanya.

    Ingat bahwa kesuksesan biasanya tergantung pada kombinasi 3 hal: kerja keras, bakat dan kemujuran. Namun dalam kasus ini ada faktor ke-4 yang sering diremehkan, yakni interaksi kita dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, perhatikan bahwa ada orang yang mencoba mendapatkan sebanyak mungkin nilai, namun di sisi lain ada yang menyumbangkan nilai tanpa mengharapkan imbalan.

    Dalam kasus Shader, setelah ia memilih investor lain ketimbang Hornik, ia justru merasa tidak gembira. Betul bahwa ia mendapatkan investor yang luar biasa, tetapi ia juga telah melewatkan kesempatan bekerjasama dengan Hornik.
    Shader ingin melibatkan Hornik. Agar rencana ini bisa berjalan, ia dan investornya harus menjual sebagian kepemilikannya kepada Hornik. Meski tidak besar, Hornik bersedia dan menerima tawaran ini.

    Maka Hornik mulai hadir dalam rapat-rapat direksi. Di situ barulah Shader terbuka matanya. Ia terkesan dengan kemampuan Hornik dalam memberi pertimbangan dan dorongan menuju arah baru perusahaannya. Ia melihat sisi lain dari Hornik yang menurutnya tertutupi oleh keramahannya di awal.

    Berkat nasihat-nasihat Hornik, setahun setelahnya perusahaan barunya yang bernama PayNearMe tumbuh 30% per bulan. Bukan itu saja, Shader juga merekomendasikan Hornik kepada siapa pun pengusaha yang bertanya kepadanya tentang Hornik. Shader juga mempersiapkan Hornik untuk peluang investasi lainnya. Inilah «imbalan» bagi Hornik yang seorang pemberi.

    Luar biasa! Kesuksesan yang diperoleh si «pemberi» ternyata bukan hanya menghampiri Hornik pribadi, namun juga Shader dan perusahaan-perusahaan yang menuruti nasihat Shader untuk mengambil Hornik sebagai investor mereka. Seolah-olah kesuksesan ini menular ke orang-orang sekitarnya. Semua orang pada akhirnya menjadi pemenang.
    Semoga bermanfaat.


    Hubungi Kami ? 7.351