Tips Sukses Dalam Karier
Karir atau karier berasal dari Bahasa Belanda. Karier artinya
perkembangan atau kemajuan yang diperoleh seseorang dalam pekerjaan. Bagi
para fresh graduate yang baru saja lulus kuliah, berkarir di
sebuah perusahaan ternama tentu menjadi suatu hal yang sangat diidam-idamkan.
Meski banyak orang menginginkan karirnya sukses,
jabatan meningkat, gaji berlimpah, mampu membangun kehidupan yang lebih dari
layak, namun masih sedikit orang yang mengetahui kunci sukses dalam karier.
Untuk itu, terutama bagi para fresh graduate, perlu adanya panduan atau tips untuk meningkatkan
kesuksesan dalam karir atau pekerjaan mereka nantinya.
Berikut ini dikutip sebanyak 15 tips membangun karir
dari para pakar atau praktisi.
1. Berpikir, bersikap dan bertindak lebih
dari situasi dan posisi kita saat ini. Apabila Anda adalah seorang staf, maka
berpikir dan bersikaplah layaknya manajer. Dan kalau Anda adalah manajer
berpikirlah seperti seorang general manajer, begitu seterusnya.
2. Terlepas dari sikap dan tindakan, penting
bagi kita mengetahui apa yang menjadi minat atau passion kita,
kerjakan dan pilihlah kariermu sesuai dengan minatmu dan tidak hanya karena
melihat benefit semata.
3. Walaupun semua orang berhak punya mimpi
yang besar, tetapi pastikan kita memahami bahwa segala sesuatu yang kita
dapatkan tidaklah instan. Misalnya Anda bermimpi untuk menjadi orang yang
sukses. Jangan pernah berpikir kalau Anda bisa mendapatkan kesuksesan itu dalam
waktu sehari atau seminggu, karena semuanya butuh proses dan perjuangan.
4. Anda harus memikirkan bagaimana agar dapat
terus memacu dan memperbaiki kualitas diri agar dapat memberikan hasil terbaik.
Dengan berkaca serta membandingkan dengan pencapaian orang lain yang lebih
sukses maka Anda jadi lebih terbuka dan menyadari potensi diri.
5. Biasakan untuk memiliki budaya
mendengarkan dan bekerjasama, serta fokus terhadap kualitas dengan terus
menciptakan hal-hal baru atau inovasi.
6. Berkarier dan menjadi
pemimpin bukan berarti bebas dari tantangan. Mengenali tantangan artinya kita
mampu membuat pijakan awal yang akhirnya akan menentukan kesuksesan perusahaan.
Tantangan sebagai pemimpin biasanya lebih kepada adjustment dan pendekatan untuk menyelaraskan dinamika demand dan kompetisi di market dengan dinamika internal dan share holders. Oleh karenanya, model kepemimpinan yang melayani, penuh
visi dan berpusat pada tim menjadi penting.
(Tips no. 1 – 6
dikutip dari Aulia Ersyah Marinto, VP Marketing Management Direktorat Consumer
Service PT Telkom Indonesia, alumni angkatan 1987)
7. Miliki sikap yang
baik (good
attitude), kerja keras, menjunjung tinggi kejujuran, selalu
bersyukur, dan berikan pelayanan kepada diri sendiri, keluarga, orang lain,
bangsa dan negara, bahkan untuk dunia.
8. Setiap orang punya time
frame sendiri dalam perjalanan karirnya, tidak perlu harus
selalu dibandingkan dengan orang lain. Semua akan indah pada waktunya.
9. Selalu jaga aset utama yang kita miliki
saat ini, yaitu kesehatan.
(Tips no. 7 – 9
dikutip dari Johny Santoso, Presiden Direktur PT Global Twin Star, alumni
angkatan 1986)
10. Tidak usah terpaku
pada satu jurusan untuk bisa berkarya dengan baik. Banyak terjadi kombinasi
antara hobi / passion dan metodologi berpikir yang
terlatih dalam menghasilkan karya yang terbaik. Proses belajar mengajar di
perguruan tinggi merupakan bentuk pelatihan metodologi berpikir agar siap
menghadapi dunia nyata.
11. Bekerja keras, berdoa dan nekat! Modal
nekat ini malah seringkali menjadi pembeda antara seseorang yang sukses pada karirnya
dengan yang biasa saja.
12. Berdoalah kepada-Nya memohon diberikan
petunjuk yang terbaik agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
(Tips no. 10 –
12 dikutip dari Gilang Pramono Seto, CEO dan Co-Founder PT Permata Karya
Perdana, alumni angkatan 1985)
13. Ilmu dan
perkembangan teknologi dapat dipelajari dari siapa pun, tetapi pengalaman
adalah sesuatu yang hanya didapat dengan cara melakukannya. Contohnya,
pengalaman berorganisasi. Pengalaman ini bisa memberikan pengaruh positif
terhadap karir.
14. Paksa diri untuk terus belajar, membaca
hal-hal baru terkait teknologi informasi, belajar tentang manajerial, tentang
keuangan dan lain sebagainya.
15. Di mana pun kita bekerja pasti ada
masalah dan rintangan. Itu semua biasa. Terjadi pada siapa saja. Yang
terpenting adalah mencintai apa yang dikerjakan, tidak cepat merasa puas dengan
hasil kerja. Terus bersedia untuk belajar, mengutamakan kejujuran, dan
memberikan layanan terbaik untuk para pelanggan perusahaan.
(Tips no. 13 –
15 dikutip dari Ahmad Kurniawan Matondang, Business Development Manager PT
Fujitsu Indonesia, alumni angkatan 1988)
Nah, kamu bisa lihat bahwa tips yang diberikan
oleh para pakar yang sukses dalam karier mereka akan berbeda dengan tips yang
diberikan hanya oleh pengamat saja. Jika kamu menjalankan saran-saran mereka,
insya Allah sukses dalam karier, cepat atau lambat akan menghampirimu.
Yang menarik, ada satu benang merah dari tips yang
menghubungkan kesuksesan pribadi mereka di atas, yakni adanya kata kunci
«melayani», «memberi manfaat». Intinya, menjadi seorang «pemberi» akan membawa
kesuksesan dalam karir.
Kebetulan ada seorang pakar luar negeri bernama
Adam Grant dalam bukunya yang terkenal Take and Give menjelaskan fenomena
kesuksesan seorang pemberi ini.
Ada cerita yang sangat mengesankan yang ditulis
Adam Grant di buku Take and Give itu. Adalah seorang pengusaha start-up ternama
bernama Danny Shader yang pernah bekerja di Netscape, Motorola dan Amazon. Ia
bertemu secara tidak sengaja di Sillicon Valley dengan David Hornik, seorang
ahli investasi di perusahaan modal ventura. Keduanya segera saja merasa cocok.
Shader telah sukses dengan perusahaan yang
dibangunnya bernama Accept.com, di mana pada tahun 1999 perusahaannya dibeli
oleh Amazon senilai 175 juta dollar AS. Lalu perusahaannya yang lain bernama
Good Technology juga dibeli oleh Motorolla pada tahun 2007 senilai 500 juta
dolar AS.
Suatu ketika Shader menawarkan proyek terbarunya
kepada Hornik dan Hornik langsung tertarik untuk ikut menanam modal di situ.
Namun Hornik adalah seorang pemberi, yang memperhatikan kepentingan orang lain
lebih dari kepentingannya sendiri.
Alih-alih Hornik segera mengamankan proyek Shader
agar Shader tidak menawarkannya kepada investor yang lain, ia justru mengatakan
kepada Shader untuk memikirkan dulu persyaratan yang diajukannya agar Shader
bisa membuat keputusan yang tepat.
Hornik punya prinsip bahwa pengusaha butuh waktu
yang cukup untuk mengevaluasi segala kemungkinan. Dan ia juga tidak mau
mengajukan penawaran berlebihan. Hal ini tentu akan beresiko, karena Shader
bisa saja kemudian mencoba menawarkannya kepada investor lain.
Maka seperti itulah yang terjadi. Shader
benar-benar mengajukan gagasannya kepada seorang investor lainnya. Pada
masa-masa menunggu itu, Hornik pun mengirimkan daftar referensi impressif
sebanyak 40 klien yang telah ia modali dan akan memberikan testimoni yang baik mengenai
dirinya. Hornik sangat berharap, dengan begitu Shader akan menjatuhkan pilihan
investornya kepada Hornik.
Ketika Shader menghubungi Hornik beberapa minggu
setelah itu, proyek itu tidak diberikan Shader kepada Hornik. Shader mengatakan
kepada Hornik bahwa hatinya condong kepada Hornik, tetapi kepalanya condong
kepada investor lain.
Bagi Shader, Hornik tidak menampilkan diri sebagai
sosok yang agresif, malah cenderung murah hati. Shader khawatir ketika Hornik
masuk dalam jajaran direksi karena kedudukannya sebagai seorang pemodal, ia
akan lebih banyak mendorong daripada menantangnya.
Benar sekali jika kamu menebak bahwa Hornik adalah
termasuk orang yang berada di urutan paling atas. Karena setelah Shader
memberitahu keputusannya, dan Hornik merasa terpukul, maka terjadilah sesuatu
yang di luar dugaan keduanya.
Ingat bahwa kesuksesan biasanya tergantung pada
kombinasi 3 hal: kerja keras, bakat dan kemujuran. Namun dalam kasus ini ada
faktor ke-4 yang sering diremehkan, yakni interaksi kita dengan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, perhatikan bahwa ada orang yang mencoba
mendapatkan sebanyak mungkin nilai, namun di sisi lain ada yang menyumbangkan
nilai tanpa mengharapkan imbalan.
Dalam kasus Shader, setelah ia memilih investor
lain ketimbang Hornik, ia justru merasa tidak gembira. Betul bahwa ia
mendapatkan investor yang luar biasa, tetapi ia juga telah melewatkan
kesempatan bekerjasama dengan Hornik.
Shader ingin melibatkan Hornik. Agar rencana ini
bisa berjalan, ia dan investornya harus menjual sebagian kepemilikannya kepada
Hornik. Meski tidak besar, Hornik bersedia dan menerima tawaran ini.
Maka Hornik mulai hadir dalam rapat-rapat direksi.
Di situ barulah Shader terbuka matanya. Ia terkesan dengan kemampuan Hornik
dalam memberi pertimbangan dan dorongan menuju arah baru perusahaannya. Ia
melihat sisi lain dari Hornik yang menurutnya tertutupi oleh keramahannya di
awal.
Berkat nasihat-nasihat Hornik, setahun setelahnya
perusahaan barunya yang bernama PayNearMe tumbuh 30% per bulan. Bukan itu saja,
Shader juga merekomendasikan Hornik kepada siapa pun pengusaha yang bertanya
kepadanya tentang Hornik. Shader juga mempersiapkan Hornik untuk peluang
investasi lainnya. Inilah «imbalan» bagi Hornik yang seorang pemberi.
Luar biasa! Kesuksesan yang diperoleh si «pemberi»
ternyata bukan hanya menghampiri Hornik pribadi, namun juga Shader dan
perusahaan-perusahaan yang menuruti nasihat Shader untuk mengambil Hornik
sebagai investor mereka. Seolah-olah kesuksesan ini menular ke orang-orang
sekitarnya. Semua orang pada akhirnya menjadi pemenang.
Semoga bermanfaat.